Pemukajaya / Way Kanan, – Ada kisah yang hampir luput di beritakan tentang kesederhanaan dan kedermawanan serta tanpa menandang siapa yang dibantu , di Tulis oleh seorang Aktivis Lingkungan dan juga Pengurus PMI Way Kanan Agung Rahady Hidayat .ST. tentang sosok Anggota DPRD Provinsi Lampung Bapak Sahdana .
Sebaiknya tidak membayangkan bahwa perbuatan baik sekecil apa pun tak akan memiliki nilai. Bukankah kebernilaian sesuatu sesungguhnya tidak selalu pada ukuran kuantitas tetapi juga kualitas.
Besar atau kecilnya suatu perbuatan sama-sama memberi dampak atau akibat tergantung pada kebernilaian suatu perbuatan. Perbuatan baik tidak bisa semata hanya dilihat dari kuantitas, melainkan dari kualitas berupa totalitas pengorbanan yang dilakukan.
Seperti kejadian pada tengah hari ini yang dialami oleh Kang Giono, Warga Kampung Way Tuba Asri motornya mogok kehabisan bensin di tengah jalan perkebunan Way Tuba mendapat pertolongan oleh Pak Sahdana. Pak Sahdana merupakan anggota DPRD Provinsi Lampung yang berasal dari Kabupaten Way Kanan, Lampung. Dirinya sendiri yang membelikan sebotol bensin yang dibelinya dari pengecer menggunakan sepeda motornya, kenapa bersusah-susah menolong atau bahkan tidak acuh meninggalkannya. Sabtu (23/4).
“Saya habis bensin mas dari kebun, tapi udah dibelikan Pak Sahdana kok susah-susah dirinya beliin” kata Kang Gino.
Di terik matahari bulan puasa Ramadhan, Kang Gino merasa terbantu dan dapat kembali pulang sedari menjual hasil kebun. Namun, bagi Pak Sahdana ini cuma perbuatan sepele, tetapi berkualitas baik sebab diberikan pada waktu yang tepat pada orang yang membutuhkan.
Begitu lah, berbuat baik kepada orang atau makhluk lain yang memerlukan akan lebih bernilai daripada kepada orang yang kurang atau sama sekali tidak memerlukan bantuan.
Sebagian orang beranggapan, berbuat baik itu untuk si penerima manfaat, tetapi juga sekaligus untuk kebaikan diri si pelaku dan itu selalu berakibat menyenangkan memberikan kedamaian.
Mengutip ayat Al Kitab “Jika kalian berbuat baik, maka berarti kalian berbuat baik untuk diri kalian sendiri, dan jika kalian berbuat jahat, maka untuk diri kalian sendiri (juga)” (Qs. al-Isrâ`: 7).
Manusia merupakan wujud makhluk yang tentu lebih mulia karena anugerah akalnya, yang tidak hanya perlu makan dan minum, tapi juga membutuhkan kedamaian, hidup dalam suasana aman tanpa kekerasan. Itulah kebutuhan kualitas hidup yang baik dan cara mendapatkannya dengan tetap berbuat baik meskipun sepele.