Tanda-tanda Virus Omicron Sudah Ada dalam Tubuh, Waspada, Ini Gejalanya.

Bandar Lampung,Pemuka jaya.com.
SAKIT flu, sakit tenggorokan atau nyeri tenggorokan? waspada, itu bisa jadi tanda varian covid 19 atau virus corona omicron sudah ada dalam tubuh.

Simak penjelasan Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan.

Gejala yang khas pada pasien Omicron adalah nyeri atau gatal pada tenggorokan.(1/2/2022)

“Memang gejalanya mirip flu dan khas kalau flu itu jarang sakit tenggorokan, nyeri tenggorokan. Kalau pada Covid-19 sampai 60 persen rata-rata itu berhubungan dengan saluran nafas mulai dari gatal tenggorokan sampai nyeri,” ungkap Erlina.

Setelah mengalami nyeri tenggorokan maka akan menjadi batuk kering disertai dengan hidung tersumbat atau pilek.

Dokter paru di RSUP Persahabatan ini mengatakan, berdasarkan pengamatan pada 17 pasien probable Omicron dan Omicron di RSUP Persahabatan pasien mengalami gejala sebagai berikut.

batuk kering, nyeri tenggorokan, pilek, sakit kepala, serta demam.

“Jadi memang mirip influenza dengan ada juga tambahannya nyeri kepala dan badannya lemas,” kata dia.

Untuk itu, saat sedang flu memakai masker bersifat wajib.

Erlina Burhan juga mengingatkan, agar tak menganggap enteng flu, terutama pada lansia atau kelompok komorbid.

Kelompok lansia dan komorbid, disarankan segera mendatangi layanan kesehatan terdekat untuk memeriksakan diri sebelum menjadi fatal.

Baca Juga  Yasir Adibroto resmi Terpilih Kembali Menjadi Ketua MkkS Secara Aklamasi 2022-202.

“Jangan terlalu menganggap enteng flu terutama kepada orang tua atau orang-orang dengan komorbid yang tidak terkendali atau penyakit bawaan yang tidak terkendali karena penyakit bawaan yang tidak terkendali itu akan menurunkan sistem pertahanan sistem imunitas tubuh, sehingga bisa terjadi pemburukan,” tutur Erlina dalam kegiata virtual beberapa waktu lalu.

Kasus Naik Terus, Kemenkes Nilai Belum Masuk Gelombang Ketiga Covid-19Terpisah, Juru bicara vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan, pihaknya belum dapat menyimpulkan kenaikan kasus harian Covid-19 berturut-turut ini sebagai tanda dimulainya gelombang ketiga Covid-19.

“Masih kita monitoring ya, karena untuk menyatakan gelombang ketiga kita masih melihat perkembangan penambahan kasus,” kata dia saat dikonfirmasi.

Ia menuturkan, selain meningkatnya testing dan tracing untuk menemukan kasus konfirmasi positif Covid-19, varian Omicron diduga menjadi penyebab kenaikan kasus, karena sifatnya yang cepat menular.

“Penyebab utamanya masih diduga karena varian Omicron,” tutur Nadia.

Pihaknya tak menampik, puncak kasus Covid-19 akan terjadi pada akhir Februari nanti.

Untuk itu, Kemenkes akan terus memonitor kenaikan kasus dalam beberapa pekan ke depan.

Baca Juga  Resmikan Gedung Presisi dan RS Bhayangkara, Kapolri Harap Pelayanan Masyarakat dan Anggota Makin Optimal

Kemenkes pun meyatakan telah terjadi kenaikan positivity rate dalam seminggu terakhir sebesar 3,65 persen. Hal ini sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing.

Per tanggal 30 Januari 2022, jumlah orang yang di tes adalah 5,75 per 1000 penduduk per minggu. Angka ini jauh diatas angka anjuran WHO, yakni 1 per 1000 penduduk per minggu.

“Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala Covid-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu,” terang Nadia.

Sementara itu, ketua satuan tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban mengatakan, Indonesia sudah masuk gelombang ketiga Covid-19.

Kondisi ini didasari oleh beberapa faktor, seperti kasus naik tiap hari, kenaikan BOR, dan positivity rate, serta hadirnya klaster.

“Bagi yang mengira kita telah masuk gelombang tiga, ya kita telah “berhasil” memasukinya. Kasus naik tiap hari, BOR dan positivity rate juga, plus klaster.

Tapi jangan panik. Kita bisa atasi sebelum jadi lebih buruk. Pemutusan rantai penularan harus dilakukan cepat dan efisien.”Red-Mulya.

Dikutip dari media/metroonlinnet.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *